Kamis, 11 November 2010

PRIBADI MANUSIA

Simbol Pribadi Manusia


1. Bentuk segi empat belah ketupat menggambarkan asal manusia, yaitu :
- Sudut puncak : Sinar Cahya Allah,
- Sudut bawah : Sari-sari Bumi
- Sudut kanan dan kiri : Perantaranya, Bapak dan Ibu.

2. Tepi belah ketupat yang berwarna hijau tua. Menggambarkan wadag (raga) manusia.

3. Dasar warna hijau maya, telah menggambarkan Sinar Cahya Allah/Tuhan. Jadi bahwa didalam wadag/raga manusia diliputi Sinar Cahya Allah.

4. Segitiga sama sisi dan sebangun dan berwarna putih menunjukkan bahwa asal terjadinya manusia dari Tritunggal, yaitu :
- Sudut atas : Sinar Cahya Allah (Nur Cahya).
- Sudut kanan : dari air sarinya bapak (Nur Rasa).
- Sudut kiri : dari air sarinya Ibu (Nur Buat).
Warna putih serta bentuk yang sama dan sebangun menunjukkan bahwa asal manusia dari barang yang suci/bersih, baik luar maupun dalamnya. Oleh karena itu manusia hendaknya selalu berupaya dan berusaha untuk kembali keasalnya yang suci/bersih. Caranya ialah hidup di jalan Tuhan yang berarti bertindak dan berbuat demi keluhuran rokhani dan jasmani.

5. Segitiga sama sisi dan sebangun yang tertutup oleh lingkaran itu membentuk tiga segitiga yang masing-masing memiliki 3 sudut menjadi seluruh sudu-sudutnya ada : 3 kali 3 = 9 sudut, itu menunjukkan bahwa manusia memiliki 9 lubang, yaitu :
-mata 2 lubang, telinga 2 lubang, hidung 2 lubang, mulut 1 lubang, kemaluan 1 lubang dan pelepasan 1 lubang.

6. Lingkaran menggambarkan keadaan dunia yang senantiasa berubah-ubah (nyakra manggilingan), yaitu manusia akan kembali keasalnya : Rokhani ke alam langgeng, sedang jasmani kembali ke bumi, bila selama hidupnya selalu berjalan diatas jalan Tuhan, segala tindakkannya atas dasar keluhuran budi dan tidak berbuat dosa.

7. Linkaran yang berwarna hitam nenggambarkan bahwa manusia memiliki napsu angkara, bentuknya dalam kata-kata kotor atau kasar yang diucapkan melalui mulut. Napsu angkara berasal dari hawa hitam karena pengaruh hawa/getaran yang membeku. Cara menghilangkan hawa beku itu ialah rajin menjalankan Sujud sesuai dengan Wewarah serta mengusahakan berkata-kata yang baik dan bertindak baik terhadap siapapun.

8. Lingkaran yang berwarna merah, menggambarkan bahwa manusia memiliki napsu amarah yang timbul akibat rangsang suara yang tidak enak didengar oleh telinga. Sifatnya mudah sekali timbul/menyala (jw : muntab) menimbulkan kemarahan. Karenanya manusia harus menuntun sifat-sifat jelek tersebut. Caranya supaya jangan dirasakan/didengarkan bila mendengar suara-suara yg tidak enak/tidak baik.

9. Lingkaran yang berwarna kuning, telah menggambarkan napsu keinginan, yang timbul karena pengruh idria penglihatan yang menerima rangsang dari sesuatu yang terlihat oleh mata.

10. Lingkaran yang berwarna putih menggambarkan perbuatan yang suci. Semuanya itu mengingatkan, demi tercapainya kesempurnaan hidupnya maka manusia jangan membiarkan merajalelanya napsu (jw: ngumbar hardaning kanepson).
- Lingkaran putih menggambarkan napsu kesucian. Mengapa dikatakan napsu ?, karena masih berdekatan dengan kuning (napsu keinginan) napsu ini pengaruh indria penciuman yang dirasakan oleh hidung yang dirangsang oleh bau-bauan. Indria ini hanya mau menerima rangsang yang baik, suci, dan bersih. Maka bila manusia ingin memiliki ketajaman/kewaskitaan, agar supaya mata, telinga dan mulut bertindak seperti hidung, karena hidung telah memiliki ketajaman karena bertindak kesucian. Hingga dengan demikian manusia dapat mencocokkan/mempertemukan perbuatan dengan asalnya yaitu kesucian.
- Besar kecilnya lingkaran menunjukan besar kecilnya 4 sifat tersebut yang dimiliki manusia. Dengan demikian manusia mengetahui serta dapat menggolong-nggolongkan segala kemauan dan tindakkannya terhadap golongan warna hitam, merah, kuning dan putih.

11. Linkaran yang berwarna putih
yang tertutup oleh gambar semar menunjukkan lubang pada ubun-ubun manusia (lubang ke 10 atau pudak sinumpet). Warma putih yang ada gambar semar maupun yang menggambarkan Nur Cahya atau Nur Putih/pethak ialah hawa suci (Hyang Mahasuci) yang dapat berhubungan dengan Hyang Maha Kuasa. Artinya : menyatu padukan rasa di ubun-ubun hingga mewujudkan Nur Putih yang dapat menghadap Hyang Maha Kuasa.
- Gambar Semar juga menggambarkan budi luhur atau Nur Cahya. Yang maksudnya Warga Sapta Darma supaya berusaha memiliki keluhuran budi seperti semar.

12. Semar menunjuk dengan jari telunjuk. Hal ini menggambarkan dan memberi petunjuk kepada manusia, bahwa hanya ada satu sesembahan, yaitu Ajah Hyang Maha Kuasa.
- Semar memakai klinthingan/lonceng kecil adalah suatu tanda (suara) agar orang mendengar bila di bunyikan. Maka jika sebagai Tuntunan atau Warga Sapta Darma, harus selalu memberi petunjuk serta keterangan tentang budi pakarti yang luhur kepada siapa saja agar mereka mengerti tentang tujuan yang luhur itu.
- Semar memakai pusaka menunjukkan bahwa tutur katanya atau sabdanya suci/putih.
- Lipatan kain yang dipakai semar ada 5 yang artinya bahwa semar memiliki dan dapat menjalankan lima sifat Allah, yaitu : Agung, Rokhim, Adil, Wasesa, dan Langgeng. Oleh karena itu Warga Sapta Darma supaya mencontoh dan berusaha dapat melakukan jejak semar. Sebab semar itu dapat langsung berhubungan dengan Hyang Maha Kuasa. Meskipun jelek rupa tapi luhur budinya. Maka di peribasakan, semar adalah dewa yang menjelma atau mengejawantah.

13. Tulisan dengan huruf/aksara jawa : Napsu, Budi, Pakarti.
Memberi petunjuk bahwa manusia memiliki napsu, budi, pakarti, baik luhur maupun asor/rendah atau yang baik maupun yang buruk. Warga Sapta Darma berusaha mencapai Napsu, Budi, Pakarti yang luhur. Tulisan Sapta Darma artinya : sapta=7, darma=amal atau perbuatan suci (bakti). Maka Warga Sapta Darma wajib menjalankan dan melaksanakan Wewarah Tujuh seperti yang dikehendaki Hyang Maha Kuasa. Jadi sesuai keterangan diatas, Simbul Sapta Darma menggambarkan asal dan isi manusia yang harus dimengerti oleh manusia demi tercapainya keluhuran budi sesuai Wewarah Sapta Darma.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar